LAPORAN DANA WAKAF TUNAI

Laporan Wakaf Tunai Yang Masuk ke Yayasan Pesantren Islam Kaffah Rohmatan Lil 'Alamin Per Tanggal 22 September 2023 Sebesar Rp. 168.500.000,- (Seratus Enam Puluh Delapan Juta Lima Ratus Ribu Rupiah)

Rabu, 04 Oktober 2023

Membahas Tentang sedekah

Hal-Hal yang Menghilangkan Pahala Sedekah

Beberapa ayat Al-Quran secara terang menyebutkan bahwa ada hal-hal yang dapat membatalkan atau menghilangkan pahala sedekah. Ayat tersebut di antaranya adalah:

Allāh SWT Berfirman :

اَلَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ثُمَّ لَا يُتْبِعُوْنَ مَآ اَنْفَقُوْا مَنًّا وَّلَآ اَذًىۙ لَّهُمْ اَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْۚ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَ

Orang-orang yang menginfakkan harta mereka di jalan Allah, kemudian tidak mengiringi apa yang mereka infakkan itu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), bagi mereka pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih. (QS Al Baqarah: 262)

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُبْطِلُوْا صَدَقٰتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْاَذٰىۙ كَالَّذِيْ يُنْفِقُ مَالَهٗ رِئَاۤءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ فَمَثَلُهٗ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَاَصَابَهٗ وَابِلٌ فَتَرَكَهٗ صَلْدًا ۗ لَا يَقْدِرُوْنَ عَلٰى شَيْءٍ مِّمَّا كَسَبُوْا ۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْكٰفِرِيْنَ

Wahai orang-orang yang beriman, jangan membatalkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena riya (pamer) kepada manusia, sedangkan dia tidak beriman kepada Allah dan hari Akhir. Perumpamaannya (orang itu) seperti batu licin yang di atasnya ada debu, lalu batu itu diguyur hujan lebat sehingga tinggallah (batu) itu licin kembali. Mereka tidak menguasai sesuatu pun dari apa yang mereka usahakan. Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum kafir.Oleh karenanya, jika kita memberi bantuan kepada orang lain, (maka) kita lupakan (janganlah mengungkit-ungkit), karena hal itu (akan) menyakitkan hatinya.  (QS Al Baqarah: 264)

Al-Mann atau Mengungkit-ungkit

Al-Mann berasal dari bahasa Arab yang berarti membangkit-bangkitkan. Dalam bersedekah, apabila seseorang terus mengungkit dan menyebut-nyebut perbuatan sedekahnya di hadapan orang lain, maka pahalanya bisa menghilang sama sekali. Hal ini karena orang tersebut ingin orang lain mengetahui perbuatan sedekah yang dilakukannya.

Jika kita mengungkit-ungkit, (maka) amalan sedekah kita akan hilang, bahkan diancam dengan adzab yang pedih.

Dalam hadits Rasūlullāh SAW mengatakan:

"Tiga golongan yang Allah tidak akan berbicara dengan mereka pada hari kiamat dan tidak akan melihatnya pada hari kiamat, dan bagi mereka adzab yang pedih."

Diantaranya adalah Al Mann, yaitu orang yang suka mengungkit-ungkit amalan sedekah yang dia berikan.

Sungguh sakit hati Si Miskin ketika kita mengungkit-ungkit dengan mengatakan:

"Bukankah saya pernah membantu engkau?"

"Bukankah saya pernah meringankan bebanmu?"

"Bukankah saya pernah melunaskan hutangmu?"

"Bukankah saya pernah membantumu?"

Ini menggugurkan amalan kita.

Al-adhâ atau Menyakiti

Al-adhâ berarti ‘menyakiti’. Menyakiti hati orang yang diberi sedekah adalah hal yang tidak disenangi oleh Allah. Hal ini seperti yang disebutkan dalam QS. Al-Baqarah 262 dan 264. Untuk itu, apabila seseorang dengan sengaja menyakiti hati orang yang menerima sedekahnya dengan ucapan maupun perbuatan, maka sedekah yang diberikannya tidak bernilai pahala.

Ria atau Menyombongkan

Riya’ atau Ria memiliki arti memperlihatkan. Perbuatan baik yang dengan sengaja diperlihatkan kepada banyak orang agar mereka mengetahuinya, tentu tidak selalu buruk. Ada beragam niat yang tersimpan di baliknya, seperti agar orang lain berbuat hal yang sama atau menyiarkan kebaikan. Namun, kata ria memiliki arti yang spesifik, yakni memperlihatkan perbuatan baik demi mendapat pujian dari orang lain.

Sum’ah atau Membesar-besarkan

Sum’ah berasal dari kata sami’a yang berarti mendengar. Secara istilah, kata sum’ah adalah berbuat amal dengan tujuan agar didengar oleh orang lain hingga sang pengamal mendapat pujian dan menjadi tenar. Selain itu, sum’ah juga bisa berarti menceritakan dan membesar-besarkan amalan yang pernah dilakukan kepada orang lain agar dirinya mendapat perhatian dan dianggap sebagai orang yang istimewa.

Ujub/Takabur atau Menunjukkan Kelebihan

Ujub atau takabur merupakan sikap menunjukkan kelebihan dan kehebatan yang ada pada diri seseorang. Hal ini dilakukan agar seseorang memperoleh pujian dari orang lain. Selain itu, ujub dan takabur juga dapat berarti orang yang menyombongkan kelebihan dan keunikan yang ada pada dirinya, menganggap dirinya paling hebat, tidak ada yang dapat menyaingi kehebatan dan kelebihannya, serta menganggap orang lain lebih rendah atau lebih hina kedudukannya.

Kelima hal di atas disebutkan oleh Allah sebagai perbuatan yang dapat membatalkan, merusak, atau menghilangkan amal sedekah. Siapa pun orang yang bersedekah dan menyertai sedekahnya dengan kelima hal di atas, maka ia tidak akan memperoleh sedikit pun pahala dari amalan sedekah itu.

Maka, jadilah kita seorang yang tatkala berinfaq tidaklah mengharap kecuali ganjaran dari Allāh Subhānahu wa Ta'āla, sebagaimana perkataan orang-orang mukminin penghuni surga

اِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللّٰهِ لَا نُرِيْدُ مِنْكُمْ جَزَاۤءً وَّلَا شُكُوْرًا

"Sesungguhnya kami memberi makan kepada kalian karena  Allāh Subhānahu wa Ta'āla, kami tidak butuh dari kalian perkataan terima kasih dan balasan." (QS Al Insān: 9).

Ya Allāh, Mudahkanlah Kami untuk Beramal Ibadah dan Jagalah (Pahala) Amalan Ibadah Kami...Aamiin

Tidak ada komentar:

Rilis Post