Wasiat ini renungan masa perlu dibaca dengan seksama. Semoga Allah yang Maha Esa Memberi Taufiq sepanjang masa.
Aduh sayang!
Memang banyak macam ujian
Yang diderita Nahdlatul Wathan
Luar dan dalam penuh godaan
Selalu lulus dalam ujian
Aduh sayang!
Setiap ujian banyak yang lulus
Dan ada juga yang nyata lulus
Memang begitu Hikmatul Quddus
Untuk mencapai hasil yang bagus
Aduh sayang!
Yang nyata lulus aku syukurkan
Yang masih lilus aku do’akan
Semoga Allah menghidayahkan
Kembali ikhlas ke Nahdlatul Wathan
Aduh sayang!
NW kembali menjadi Karya
Cita-citanya setinggi Mustawa
Semoga tercapai Jannatul Ma’wa
Bi’aunillahi Robbil Baroya
Aduh sayang!
Wahai anakku kalian Abituren
Marilah bersatu sebagai kemarin
Kembali bersatu di satu “Aren”
Sungguh NW lah Bapakmu yang tulen
Aduh sayang!
Kalau anakku masih ingatkan
“Kami Benihan Nahdlatul Wathan”
Pasti ta’ suka tinggalkan barisan
Pasti meihak Nahdlatul Wathan
Aduh sayang!
Pintu NW terbuka lama
Bagi anakku yang ingin bersama
Mari bersama selama-lama
Jangan kembali ke Orde Lama
Aduh sayang!
Seperlima abad anakku berpisah
Selama itu timbullah Fitnah
Disana sini anakku berbantah
Sesame saudara di dalam Nahdloh
Aduh sayang!
Wahai anakku mari kembali…!
Kepada NW karya sendiri
Ta’usah lari kesana kemari
Agar bersama sepanjang hari
Aduh sayang!
Aku melihat banyaknya fitnah
Karena anakda berpisah-pisah
Tidak seturut pada ayahanda
Masya’ Alloh wa Innalillah
Aduh sayang!
Dulu banyak yang kami Bai’at
Waktu Ijazah dan menerima Thoriqot
Sanggup membela selama hayat
Sehidup semati sampai akhirat
Aduh sayang!
Tapi sekarang jarang kulihat
Menepati janji, menepati Bai’at
Apakah masih ada yang ingat…!
Ataukah sudah terbuang di “Erat”
Aduh sayang!
Bahwa Saifulhaq do’a Pemuda
Diijazahkan dengan Bai’atnya
Sanggup membela penuh setia
Tapi sekarang apa khabarnya ?
Aduh sayang!
Konon ada menjual gurunya
Menjual ibu serta bapaknya
Menjual NW dan Madrasahnya
Na’uzubillah apa jadinya…
Aduh sayang!
Organisasi ada Imamnya
Pengurus besar PB Namanya
Wajib dito’ati instruksinya
Selama berjalan menyelamatkannya
Aduh sayang!
Ta’ada artinya organisasi
Kalau instruksi ta’dito’ati
Itu namanya bernafsi-nafsi
Ber napsu-napsu membakar diri
Aduh sayang!
Kalau imam mulai takbirnya
Harus ma’mum mulai pula
Bila imam salamnya nyata
Haruslah ma’mum salam merata
Aduh sayang!
Kalau anakku masih mengaku
Bahwa NW Organisasimu
Pastilah nakku tho’at seribu
Menurut “Imam” kompak selalu
Aduh sayang!
Banyaklah orang tidak mengerti
Pada tugasnya berorganisasi
Dipermainkan orang sehari-hari
Akhirnya ia menjadi Amphibi
Aduh sayang!
Ada pula yang sangat panatik
Hanya selalu ingin ngeritik
Bembela pahamnya yang sangat picik
Akhirnya banyak Kejungking balik
Aduh sayang!
Ada pula yang sangat ganjil
Selalu memakai politik kancil
Lidahnya manis buktinya nihil
Hantam Kromo pokoknya hasil
Aduh sayang!
Jangan anakku menutup mata
Tidak perduli bukti yang nyata
Jangan anakku berlagak buta
Sengaja melupa hubungan kita
Aduh sayang!
Disa’at kami dikepung orang
Ada juga ‘nakku menghilang
Sungguh dunia heran dan cengang
Melihat ‘nakku menggunting benang
Aduh sayang!
Sudah masanya nakndaku berbakti
Membela NW sepenuh hati
Melihara NW sepenuh bukti
Menanam jiwa disiplin sejati
Aduh sayang!
Mari bersatu di satu barisan
Janganlah suka berkeliaran
Tetap bersatu bersama ikhwan
Menurut pimpinan Nahdlatul Wathan
Aduh sayang!
Tetapkan dirimu bersama ikhwan
Bersama pembela Nahdlatul Wathan
Jangan selalu mendengar ocehan
“Suara Orang Dipinggir Jalan”
Aduh sayang!
Dasar selamat Bersatu Kalimah
Bersatu Derap bersatu Langkah
Dasar bahaya berpecah belah
Terkadang membawa Su’ulkhotimah
Aduh sayang!
Kalau anakku kompak selama
Disatu barisan bersama-sama
Pastilah NW jayanya lama
Karena syaitan ta’dapat Ngerama
Aduh sayang!
Kalau anaknda berlainan tempat
Pasti dan pasti ikut mengumpat
Kepada ayahanda dan NW sehat
Ini bahaya Dunia akhirat
Aduh sayang!
Kalau anaknda dilain wadah
Tidaklah segan membuat fitnah
Memfitnah ayahanda dan NW na megah
Pengalaman hidupku membuktikan sudah
Aduh sayang!
Kalau anaknda berlain-lain
Pastilah NW diteropong lain
Tidak lagi memandangnya Aqrobin
Hanya sing Fidlolalin Mubin
Aduh sayang!
Kalau anaknda ingat Ilahi
Masak kan ‘anaknda menggantung diri
Kalau anaknda berhati murni
Masak kan lupa ayahanda sendiri
Aduh sayang!
Jauhkan dirimu dari sang cupak
Karena cupak sangat merusak
Asal dijanji kursi dan perak
Tidak perduli Guru dan Sanak
Aduh sayang!
Banyaklah orang berlagak pejuang
Mendekati NW ikut berjuang
Akhirnya Menikam dari belakang
Karena NW ta’dapat di tunggang
Aduh sayang!
Ibnu Saba’ mengadu domba
Antara pemuka dengan pemuda
Antara anggota dengan anggota
Antara kita sesama kita
Aduh sayang!
Pak Hasidin mencari nama
Bersilat dengan agama
Ingin disebut orang utama
Harapan diikut selama-lama
Aduh sayang!
Banyak sekali simodel begitu
Sering terdapat disana situ
Itulah dia pengalaman nan lucu
Yang kudapati selama hidupku
Aduh sayang!
Kalau anakanda memang setia
Tentulah seturut dan bersedia
Menegakkan NW ciptaan Ayahanda
Bersama menolah iblis yang nyata
Aduh sayang!
Nahdlatul Wathan ciptaan ayahanda
Ku amanatkan kepada anakanda
Dipelihara dan terus dibina
Dan dikembangkan di Nusantara
Aduh sayang!
Azaz NW jangan diubah
Sepanjang masa sepanjang sanah
Sunnah Jama’ah dalam ‘aqidah
Mazhab Syafi’I dalam Syari’ah
Aduh sayang!
Ide Khawarij jangan dianut
Karena menyimpang dari yang patut
Selalu terjadi fitnah yang rebut
Dari mereka yang banyak kimut
Aduh sayang!
Buka madrasah desa dan dasan
Agar tersebar ajaran Tuhan
Ikatan Pelajar, PG aktifkan
HIMMAH, PEMUDA terus tonjolkan
Aduh sayang!
NW membuka lembaran sejarah
Mengangkat derajat putra Daerah
Terbukti dalam diri Anakanda
Menjadi Ustadz dan Guru Sekolah
Aduh sayang!
Dan banyak pula petugas Negara
Menjadi penghulu menjadi Kepala
Urusan agama pendidikannya
Penerangan agama peradilannya
Aduh sayang!
Sejarah yang putih jangan hitamkan
Jangan anakku dikambing hitamkan
Sejarah yang bersih jangan kotorkan
Jangan anakku dibodoh-bodohkan
Aduh sayang!
Nahdlatul Wathan pusakamu sendiri
Dilahirkan Tuhan di Lombok ini
Ciptaan Sasak Selaparang Asli
Wajib dibela sampai akhirati
Aduh sayang!
Pelita NTB bertambah terangnya
Karena NW lahir padanya
Berpartisipasi dengan megahnya
Membela Agama Nusa dan Bangsa
Aduh sayang!
Jangan rusakkan sejarah dirimu
Dengan alasan si burung hatu
Jangan rusakkan sejarah desamu
Dengan alasan yang nambah dosamu
Aduh sayang!
Sekarang anakanda sudah mulia
Jangan lupa pada NW nya
Agar orang jangan berkata
“Lupa Kacang Akan Kulitnya”
Aduh sayang!
Disaat anakanda mendapat bintang
Pertahankan sinar sang selaparang
Agar terhindar sebutan orang
“Habis Manis Sepah Dibuang”
Aduh sayang!
Nahdlatul Wathan sdah dewasa
Lima delapan tahun umurnya
Menjalankan tugas yang maha mulia
Membukakan ummat jalan ke surga
Aduh sayang!
Siarkan Hizib sampai merata
Agar banyaklah pendo’a kita
Mendo’a Negara, Nusa dan Bangsa
Mendo’a Islam se Nusantara
Aduh sayang !
Janganlah cela hizib nan jaya
Karena ia wirid aulia
Takut kualat akhirnya bahaya
Karena banyak buktinya nyata
Aduh sayang!
Ada orang melarang berhizib
Berjanji pasti mengarang hizib
Akhirnya mati ta’ngarang hizib
Hanya mengarang ribuan kizib
Aduh sayang!
Ada pula selalu mencela
Orang berhizib dihina-hina
Akhirnya mati secara gila
Na’uzubillahi Min Zalika
Aduh sayang!
Sholawat Nahdlotain di cela-celanya
Padahal mendo’a keselamatannya
Dari Gilanya dari hasadnya
Megfiroh Tuhan diinjak-injaknya
Aduh sayang!
“Kun Payakun” kontak nan halus
Menjadi penawar segala nufus
Untuk mencapai Hikmatul Quddus
Perlu dibaca terus-menerus
Aduh sayang!
Sholawat tehebat “Sholatunnahdloh”
Penuh faedah penuh hikmah
Penuh dibaca oleh anakanda
Walau sehari marroh wahidah
Aduh sayang!
“Sholawat Taisir” amatlah perlu
Dibaca oleh penuntut ilmu
Oleh pedagang yang ingin maju
Oleh pemimpin oleh penghulu
Aduh sayang!
Semakin musuh ada harapan
Menjadi baik menjadi ikhwan
Kecuali musuh yang anti kemulan
Sampai kiamat menjadi syaitan
Aduh sayang!
Tetap amalkan “Robbanampa’na”
Karena ia sangat berguna
Do’a pusaka mengandung sempena
Harus dibaca dengan sempurna
Aduh sayang!
Jika khawatir akan terjadi
Malapetaka didalam diri
Perlu dibaca berkali-kali
“A’da ‘Una-lan” Wirid Ghozali
Aduh sayang!
Thoriqot Hizib thoriqot terakhir
Dengan bisyaroh “Albasyirunnazir”
Kepada “Bermi” alfaqirulhaqir
Dan ditauqidkan oleh Al Khidir
Aduh sayang!
Banyak sekali Basyarah nan nyata
Untuk jama’ah tariqot kita
Dari anbiya’ dan dari Aulia
Menjadi bukti menjadi fakta
Aduh sayang!
Orang beriman bersuka ria
Mendengar Bisyarah tambah percaya
Orang yang ingkar bertambah gila
Berpanjang lidah tambah mencela
Aduh sayang!
Lebih-lebih si memang hasad
Bernyala-nyala api di jasad
Tak berhenti menjalankan fasad
Sehingga masuk keliang lahad
Aduh sayang!
Zaman dahulu para anbiya’
Para Auliya’ para atgqiya’
Selalu dihasad oleh si supaha’
Akhirnya mereka tersiksa bala’
Aduh sayang!
Ada Bisyarah berkata begini
Biarkan mereka mencaci maki
Karena berarti mereka memuji
Dan mendo’akan NW mu ini
Aduh sayang!
Justeru itu kami berkata
Terima kasih berlipat ganda
Kepada “Hasidin” yang aktif serta
Menyiarkan NW sampai merata
Aduh sayang!
Mereka aktif mengoceh NW
Diwaktu pesta diwaktu begawe
Dimuka umum dimuka pegawe
Itulah “Jasa” Lo’ “Kede Gawe”
Aduh sayang!
Sekali lagi Alhamdulillah
Atas bantuan dan jerih payah
Para Hasidin si juru da’wah
Nyiarkan NW sonder diupah
Aduh sayang!
Wahai anakku jama’ah Tariqat
Janganlah lupa pada syari’at
Ingatlah selalu kandungan bai’at
Mudahan selamat dunia akhirat
Aduh sayang!
Dengan adanya peraturan murni
NW mencatat rahasia insane
Hitam dan putih terbongkar sendiri
Cinta kasih tak dapat dibeli
Aduh sayang!
Fulan diduga cinta sejati
Tapi ternyata hatinya mati
Terkadang fulan disebut anti
Makin terbukti setia murni
Aduh sayang!
Thoriqat Hizib harus berjalan
Bersama thoriqot yang murni haluan
Membenteng syari’at membenteng iman
Menendang ajaran Thoriqat Syaithon
Aduh sayang!
Thoriqat yang baik diperkosa orang
Dipergunakan semata mencari uang
Dipermain-mainkan wirid yang memang
Sehingga kabur thoriqat yang terang
Aduh sayang!
Karena si guru banyak tak beres
‘ibarat sopir tak punya rebiwys
Sehingga murid banyak yang ngeres
Menjadi Zindiq menjadi sesat
Aduh sayang!
Sang jahil Murobba’ menjadi badal
Menarik ummat ke jalan yang Dholal
Disana sini dholal fie dholal
Lebih bahaya dari sang Dajjal
Aduh sayang!
Banyak sekali membisikkan hakikat
Padahal mereka buta syari’at
Sehingga awam banyak terpikat
Menjadi Zindiq menjadi sesat
Aduh sayang!
Orang yang bodoh menjadi korban
Dipermain-mainkan tidak karuan
Memang benarlah ajaran Tuhan
Yang paling banyak “Alimullisan”
Aduh sayang!
Ada orang mengaku diri
Menambil patokan “Musa Samiri”
Waktu berzikir menari-nari
Bersorak-sorak bagai himari
Aduh sayang!
Ada pula berkata begini
Thariqatku ini adalah isi
Syari’at itu tak perlu lagi
Karena isilah yang memang dicari
Aduh sayang!
Dibeberapa masjid ada pengajar
Mendidik ummat berkurang ajar
Obrolan cabul penuh kelakar
Itulah dia susut terbesar
Aduh sayang!
Na’udzubillah dari segala
Ocehan iblis dan antek-anteknya
Membuka luas pintu neraka
Menutup rapat jalan kesyurga
Aduh sayang!
Sungguh sukarlah encari guru
Yang berhak mengajar thariqat yang jitu
Kebanyakan orang tak punya malu
Ingin disebut “Wali dab Ratu”
Aduh sayang!
Wajiblah anakanda berbanyak bersyukur
Atas NW mu nan jamu teratur
Menyebarkan ilmu dan amal mabrur
Secara terang secara jujur
Aduh sayang!
Zaman sekarang zaman mungkarot
Memerlukan banyak baca sholawat
Membaca Qur’an Zikir dan Taubat
Mengingat Tuhan setiap saat
Aduh sayang!
Gunung fitnah bertubi-tubi
Disana sini menjadi-jadi
Fitnah Qubro pasti terjadi
Mungkin dahsyatnya di “Hawwuz” nanti
Aduh sayang!
Bila saatnya Pamasya’ Allaoh
Wa Inna Lilla wa Inna Lillaah
Perbanyakkan takbir dan Hasbunalloh
Dan terus-menerus membaca Hauqolah
Aduh sayang!
Kita serahkan Nahdlatul Wathan
Lahir dan bathin kepada Tuhan
Semoga tetap dalam lindungan
Alhayyul Qayyum sepanjang zaman
Aduh sayang!
Kaum wanita tetap wanita
Sekalipun S.H. dan Doktoranda
Wajib berjuang dengan pelita
Membela Agama Nusa dan Bangsa
Aduh sayang!
Banyak wanita menaku bebas
Semau-mau meninggalkan tugas
Bercampur baur secara buas
Akhirnya Imannya Melayang Lepas
Aduh sayang!
Banyak terdapat dewasa ini
Bahwa wanita berlagak laki
Dan sang laki seolah isteri
Terbalik langit menjadi bumi
Aduh sayang!
Kalau berjodoh hendaklah pilih
Yang tinggi moral, turunan bersih
Jangan semata memandang Gajih
Memandang titel dan muka jernih
Aduh sayang!
Karena banyak buktinya nyata
Kebanyakan hanya memandang harta
Memandang rupa memandang kasta
Akhirnya hina, imannya buta
Aduh sayang!
Kami meihat di Sasak ini
Banyak terdapat disana sini
Hanya panatik silsilah sendiri
Sehingga lupa syari’at Ilahi
Aduh sayang!
Wahai anakku rajin berguru
Pilih yang musryid menjadi guru
Lagipun Mukhlis, ta’at selalu
Serta amanah, berakhlak Guru
Aduh sayang!
Jangan sekali anakku mengaji
Pada orang yang akhlaknya keji
Karena ilmunya ilmu iblisi
Dunia akhirat bahayanya pasti
Aduh sayang!
Kalau anakku ingin mendapat
Ilmu berguna ilmu yang berkat
Ibu bapakmu dan gurumu ingat
Wajib dihormati wajib di tho’ati
Aduh sayang!
NWDI mu dan NDBI
Ibu bapakmu, Gurumu pasti
Wajib dibela sepenuh hati
Karena pembuka babal jannati
Aduh sayang!
NWDI dan NBDI mu
Jalan menuju ke langit ilmu
Terus ke bulan sampai bertemu
Sinar yang lima nyinari penjuru
Aduh sayang!
Bagi anakku yang murni benar
Jiwa raganya bersinar seminar
Hidup matinya di bawah sinar
Tidak menjadi “Buronan Luar”
Aduh sayang!
Belajar olehmu segala macam
Ilmu yang mufid ningkatkan iman
Yangan belajar ilmu Jahannam
Perusak iman, perusak Islam
Aduh sayang!
Kalau umum yang memang dicari
Cukup syaratnya gurunya mengerti
Pandai mendidik, berhati-hati
Sekalipun bukan muslim sejati
Aduh sayang!
Banyaklah orang berlagak ulama’
Padahal mereka masih supaha’
Kesana kemari penuh khuyala’
Merusak agama, merusak juhala’
Aduh sayang!
Banyak sekali fatwa yang palsu
Disiarkan dengan berhawa nafsu
Akhirnya ummat banyak tertipu
Syukurlah NW aktif menyapu
Aduh sayang!
Ujub Takabbur Ria’ dan Hasad
Perusak amal, perusak jasad
Kalau seorang berjiwa hasad
Zohir batinnya semua pasad
Aduh sayang!
Tetap bersama kaum mukhlisin
Tetap bersama kaum sholihin
Teguhkan hubungan dengan Muhibbin
Putuskan hubungan dengan mupsidin
Aduh sayang!
Hidupkan jiwa ikhlas sejati
Tetap memohon taufik Ilahi
Siang dan malam menyerah diri
Kehadirat Allah Robbul Izzati
Aduh sayang!
Ayahanda ini usia lanjut
Perlusampaikan wasiat tersebut
Semoga anakku ‘Bituren menyambut
Semoga keluarga setia menurut
Aduh sayangs!
Pengalaman hidupku banyak kujumpa
Pahit dan Manis sudah kurasa
Kalau anakku tidak bersama
Berbagai bahaya tergambar nyata
Aduh sayangs!
Itulah sudah wasiatku nyata
Aku lahirkan karena cinta
Kepada anakanda semua merata
Semoga Allah dipihak kita
PANCOR BERMI,
BIMUSHALLA AL-ABRAAR
Pancor, 24 Dzulhijjah 1389 H
Wassalam, Ayahanda Al Muhibb
Ttd
( T.G.K.H. Muhammad Zainuddin Abdul Majid )